09 Januari 2009

Apakah Narsisisme itu?


Suatu hari yang melelahkan, ada seorang cowok yang tidak lain adalah kakak tingkatku (ketika itu aku masih menjadi mahasiswa semester akhir). Dia mengirim Short Message Service (SMS), yang sungguh menggelikan. Seperti yang sebelumnya saya ceritakan, di kampus saya biasa dipanggil “Tia”. Ini dia isinya:

“Tia…lagi ngapain? Saya lagi jalan-jalan nih di Mall Serang. Eh, tau ga..saya liat orang guanteeeng banget, lho…”

Lalu aku jawab: “Masa’ seh?, boleh tuh dikenalin, hehehe…”

Dia balas:
“Mau kenalan? Ehm boleh…..
Iya beneran lho. tadi aku liat cowok guanteeeng banget, di setiap toko aku liat dia. Eh…ternyata cowok ganteng itu adalah bayanganku di cermin besar”

Aku balas: “Ihhhhhhhh…kakak NARSIS banget seeehhh!!!”

Para pembaca Tahu tidak, apa sih yang dimaksud dengan NARSIS itu?.

Istilah narsisisme berasal dari mitos Yunani tentang seorang pria yang sangat tampan sehingga tidak hanya perempuan saja yang jatuh cinta kepadanya, namun juga beberapa Dewi. Pria itu bernama Narsiscus.
Suatu hari ia berjalan-jalan di hutan dan sampai ke sebuah danau. Karena ia letih, ia hendak mencuci mukanya dengan air danau itu. Namun alangkah terkejutnya Narsiscus ketika dilihatnya ada "seseorang" muncul dari dalam danau. "Orang" itu sangat tampan dan elok wajahnya, la tidak sadar bahwa orang itu adalah wajahnya sendiri. Ketika ia berpindah ke bagian danau yang lain, "seseorang" itu menampakkan diri lagi. Lama-kelamaan Narsiscus jatuh cinta pada "orang" itu. Setiap hari kerjaannya hanya duduk di atas sebuah kolam sambil mengagumi bayangan wajahnya sendiri di atas permukaan air. Setiap kali ia meraba wajah "orang" itu dengan mencelupkan tangannya ke air, wajah orang itu hilang dan baru muncul kembali ketika air menjadi tenang. Akhirnya Narsisscus memberanikan diri mencari "orang" itu ke dalam danau. Karena ia tidak bisa berenang, akhirnya Narsiscus tenggelam dan mati. Nama narsisme diambil dari Narsiscus yang mencintai dirinya sendiri dan mati karena cinta pada diri sendiri yang berlebihan.

Sobat, ternyata isi sms yang diberikan oleh kakak tingkatku itu mirip banget ya dengan asal-usul adanya istilah NARSIS. Bagi sobat-sobit jangan terlena oleh kecantikan/ketampanan diri, kita tidak boleh “ujub” atau membangga-banggakan diri karena itu adalah suatu akhlak madzmumah (akhlak yang tercela).
Sobat, kalau narsis sewajarnya sih ga masalah. Tapi kalau selalu narsis sampai-sampai kita mencintai diri sendiri secara berlebihan apalagi sampai dibawa mati, kita akan mati dengan membawa akhlak madzmumah. Naudzubillahimindzalik. Kita harus menjauhi hal tersebut, semuanya harus disyukuri karena itu adalah sebuah karunia yang indah dari Allah SWT. Dan kalau kita terus bersyukur, Allah berjanji akan menambahkan nikmat dan karunianya kepada kita.
Wallohu A’lamu BisShawab

1 komentar:

Beni Suswadi mengatakan...

Aku narsis ga yahhhhh????...
HEHEHEHE.............