05 Desember 2008

Maria Al-Qibthiyah (short story)


Ini bukanlah resensi yang pernah saya janjikan. Tapi ini hanya sekedar sekilas kisah mengenai Maria Al-Qibthiyah. Jadi resensi bukunya menyusul ya...!

MARIAH AL QIBTIYAH (Ummul Mukminin kesebelas).


Mariah sebelumnya adalah budak kiriman dari raja Mesir. Kemudian diangkat derajatnya dengan dijadikan isteri Nabi. Setelah Khadijah, Mariah satu-satunya isteri Nabi yang melahirkan anak. Namanya Ibrahim bin Nabi Muhammad SAW. Cuma, sayangnya Ibrahim meninggal. Rasulullah SAW sangat sedih dengan kematian putranya itu.

Mariah wafat pada tahun 16 hijriah. Dishalatkan oleh Amir Mukminin Umar bin Khattab.



28 November 2008

Hiking Papeka SMPIT RJ



Naik-naik ke puncak gunung...
cape..cape.. sekali...
Hehehe...(^_^)* Ya..iya..lah..

Ini adalah foto yang diambil ketika saya & 4 guru pembina lainnya bersama Pelajar Pencinta Kelestarian Alam (PAPEKA) SMP IT Raudhatul Jannah..yang sedang hiking di gunung pinang. Walaupun sempet nyasar karena lupa rutenya, Tapi kita tetap semangat, boy.

21 November 2008

Foto Kenangan Bersama Kawan-kawan LPM SiGMA IAIN "SMH" Banten

Wah...kalau lihat-lihat album foto, jadi inget ketika kuliah dulu..

Ini adalah foto ketika kami (LPM SiGMA, IAIN "SMH" Banten) mengadakan kunjungan ke redaksi Majalah Taubah dan Men Obsession (MO) yang ada di Tangerang pimpinan Bapak Usamah Hisyam. Tapi saya lupa tepatnya di mana.

Oya, perkenalkan dulu kawan-kawanku ini...(atas kiri-kanan) yang pakai kerudung krem itu diriku (di LPM SiGMA aku biasa dipanggil Tia), kerudung putih namanya Nia, yang berkacamata bernama Malik. (bawah kiri-kanan) yang pakai kerudung warna gelap bernama Dewi biasa dipanggil Yuwy dan laki-laki yang satunya bernama Nur Humad Maliki tapi biasa dipanggil Ube. Kawan-kawan LPM SiGMA yang lainnya maaf ya..belum sempat disebutkan, tapi..InsyaAlloh nama kalian tetap ada dalam hatiku.

Yang pasti, ini adalah sebagian kawan-kawanku seperjuangan dan sepenanggungan (yang sebagian lagi ga foto bareng..ga tau lagi pada kemana..tapi yang pasti yang satu orang ngambil foto kita berlima, hehehe...maaf ya kawan!) karena kita sama-sama berjuang, menanggung beban yang sama dan bertanggung jawab terhadap semua berita yang sedang diburu dan yang akan diterbitkan kelak.

Aku teringat motto kita bersama ketika waktu deadline penerbitan buletin atau majalah tiba. Motto kami adalah "KEJAR TERUS SAMPAI MAMPUS".....(^_^)v. Yupz...motto ini masih terus saya ingat sampai sekarang. Walaupun motto ini terlihat main-main, tapi motto ini benar-benar tertanam pada diri kami dan memang membakar semangat kami sebagai wartawan kampus yang berjuang kesana kemari mencari info dan berita terbaru. Yang kadang membuat sulit kita adalah menemui Nara Sumber (NS) sehingga kita biasa mengejar ngejar NS sampai berhari-hari bahkan bermingu-minggu lamanya (hehe...Lebay ya! yah...paling lama dua minggu lah..). Bahkan terkadang karena mengejar NS..sampai sampai ada kawanku yang kena tilang di jalan raya, heu...heu...heu...heu...heu...kasian ya!

Yah...Alhamdulillah, dengan mengikuti organisasi Pers kampus ini saya bisa mengembangkan diri dalam literasi walaupun tidak sampai menjadi penulis buku yang populer (sementara cuma bisa nulis di blog aja...). Setidaknya salah satu cita-cita saya sebagai wartawan telah tercapai dengan bergabungnya saya di LPM SiGMA awal tahun 2004. Ketika itu saya masih semester satu yang hendak melangkah ke semester kedua. Saya bertahan di LPM SiGMA lebih dari 3 tahun, karena awal September 2007 saya dinyatakan lulus S1 Tarbiyah di IAIN "SMH" Banten.

Kawan-kawan LPM SiGMA..........I MISS YOU SO MUCH...........kapan ya...kita ngumpul bareng and ketawa-ketiwi lagi........???

20 November 2008

MARIA AL-QIBTHIYAH


Maria Al-Qibthiyah;
The 'Forgotten' Love of Muhammad SAW

Resensinya nanti aja ya!
Biar penasaran...

CINTA RASULULLAH SAW

Tak bosan-bosan rasanya membaca kisah ini...
CINTA RASULULLAH SAW
...Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
"Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, " kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku"
"peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii,ummatii, mmatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"Dan, berakhirlah hidup manusia mu lia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
NB:Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untukmengingat maut dan mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah danRasulnya mencintai kita.

KEKUATAN DAHSYAT UNTUK MENDAHSYATKAN PRIBADI

KEKUATAN DAHSYAT UNTUK MENDAHSYATKAN PRIBADI

Oleh: Mariyatul Kibtiyah

Judul buku : Zero to Hero; Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa
Penulis : Solihin Abu Izzuddin
Penerbit : Pro-U Media
Cetakan : Februari, 2006
Tebal : 300 halaman

“Kegagalan merupakan suatu kesuksesan yang tertunda”. Pepatah ini memang benar adanya. Bila orang berani gagal maka dia pun akan berani untuk sukses. Biasanya kita tidak menyadari ketika kita mengusahakan sesuatu dan memutuskan untuk berhenti karena menganggap diri kita tidak mampu untuk meneruskannya, maka ketika itulah sesungguhnya kesuksesan itu ada selangkah lagi di depan kita.

Seperti Thomas Alfa Edison, saat ditanya bagaimana ia bisa bertahan setelah ribuan kali gagal? Penemu bola lampu dan pendiri perusahaan kelas dunia, General electric ini menjawab, “Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994 cara yang salah dan hanya satu cara yang berhasil. Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.” Dan memang kesuksesan tergantung pada kekuatan untuk bertahan.

Kemampuan kita terbatas? Itu bukan masalah! Sebab bila di tengah keterbatasan itu kita mampu mendahsyatkan diri untuk meraih prestasi tinggi itulah kepahlawanan sejati. Inilah sebuah buku dengan judul Zero to Hero yang mengajak pembacanya untuk berpikir, menggugah dan mengubah diri untuk melejitkan segala potensi yang dimilikinya sehingga menjadi pribadi yang dahsyat.

Sesungguhnya bila kita hitung-hitung waktu yang kita miliki dengan waktu yang dimiliki orang yang berprestasi --- misalnya Thomas Alfa Edison --- adalah sama, sehari 24 jam, 1440 menit dan 86400 detik dalam satu hari, 7 hari dalam seminggu, dan seterusnya. Kata Imam Al-Ghazali, kalau orang umurnya rata-rata 60 tahun dan menjadikan 8 jam sehari untuk tidur, maka dalam 60 tahun ia telah tidur selama 20 tahun. Luar biasa sangat banyak sekali. Bagaimana dengan diri kita? Bila ditimbang apakah umur yang kita miliki seimbang dengan prestasi kita?

Sejarah mencatat, banyak orang besar justru lahir di tengah himpitan kesulitan bukan buaian kemanjaan. Mereka besar dengan mengurangi jam tidurnya, waktu bekerja dan kesibukan mengurusi duniawi untuk memenuhi kebutuhan ukhrawi. Menyedikitkan tidur malam untuk bisa bangun malam. Sedikit canda untuk rasakan nikmatnya ibadah. Tak berlebihan dalam bergaul untuk merasakan lezatnya iman. Menahan dari maksiat supaya tubuhnya tetap sehat.

Menjadi orang besar tak harus keturunan darah biru, atau pun berawal dari keturunan ningrat. Banyak orang biasa menjadi luar biasa justru karena berangkat betul-betul dari nol, from zero. Adapun bagi yang telah memiliki posisi, jabatan, kedudukan, gelar, atau apapun atribut duniawi yang dimiliki, mari kembali men-zero-kan diri untuk mampu melesatkan dan melejitkan jiwa menuju prestasi mulia: taqwa dan derivasi fadhilahnya, hidup mulia dan berakhir bahagia.

Kita bisa menikmati kiat-kiat sukses dalam buku terbitan Pro-U Media ini, hikmah-hikmah, cara-cara cerdasnya yang sangat tak biasa. Mereka orang biasa dan bisa. Kita pun bisa. Salah satu kiat yang ada dalam buku ini terdapat dalam halaman 240, yang membahas bagaimana agar kita bisa meraih keshalihan pribadi, yaitu “Jadilah pemberi kebaikan pada orang lain, berorientasi untuk memberikan kontribusi, dan meimiliki kelapangan dada yang cukup untuk menampung semua perbedaan dengan orang lain.”

Dalam buku yang memiliki tebal 300 halaman ini pun dikupas tentang kisah-kisah orang-orang biasa yang sukses meledakkan dirinya dengan prestasi yang luar biasa। Walaupun begitu penulis mengatakan bahwa buku ini bukanlah buku cerita, namun agar kita bisa menjadikan kisah-kisah itu sebagai cermin dalam kehidupan kita, agar kita bisa mengambil ketauladanan dari pribadi tokoh-tokoh Islam yang sukses.

Buku karya Solihin Abu Izzuddin ini sangat penting dibaca oleh berbagai generasi dan tak cukup bila hanya dibaca। Perlu digali kata-katanya. Diserap hikmahnya. Digali kekuatan tersembunyinya. Dan saat membacanya, hubungkan dengan wawasan kita agar tercipta gagasan baru dan cemerlang sehingga kita bisa mendahsyatkan pribadi biasa menjadi pribadi yang luar biasa.

SEMANGAT SEORANG TETRA MELIA

SEMANGAT SEORANG TETRA MELIA

Oleh: Mariyatul Kibtiyah

JUDUL BUKU : NO ONE’S PERFECT
PENULIS : HIROTADA OTOTAKE
PENERBIT : PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO
TEBAL : X + 230 HALAMAN

Hari itu tanggal 6 April 1976, sinar lembut matahari menyinari pepohonan Cherry yang bunganya sedang mekar-mekarnya. Hari itu takkan pernah terulang dalam hidupnya tapi akan terus diperingatinya setiap tahun. Hari itu adalah hari yang paling indah dalam kehidupannya sebagai seorang anak.

Namun, bayi itu lahir dengan anggota tubuh yang tak lengkap. Bayi itu bernama Hirotada Ototake. Ia menyandang Tetra-melia yaitu suatu keadaan dimana seseorang dilahirkan tanpa memiliki tangan dan kaki.

Setelah Oto—panggilan akrab Hirotada—dilahirkan, dokter dan ayahnya memisahkan ia dari ibunya karena dikhawatirkan kondisi sang bayi membuat sang ibu Shock. Secara alamiah sang ibu merasa khawatir karena belum diperbolehkan menemui anaknya. Namun keinginan seorang ibu untuk bertemu dengan anaknya membuatnya kuat. Akhirnya, tiga minggu sejak oto dilahirkan, itulah hari pertama Oto bertemu dengan ibu yang melahirkannya. Namun, terjadi sesuatu diluar dugaan. Kalimat pertama yang diucapkan ibu waktu itu, “Anakku, kamu sangat tampan”. Suara ibu terdengar sangat tulus. Hingga sekarang pun ibu sangat tulus menerima anaknya, Oto. Kesan pertama yang dirasakan oleh sang Ibu bukanlah terkejut atau sedih, melainkan kebahagiaanlah yang dirasakannya.

No One’s Perfect, ini adalah suatu kisah nyata. Ketulusan kedua orang tua Oto untuk menerima kondisi anaknya yang penyandang Tetra Melia membuat Oto tak pernah merasakan bahwa dirinya adalah seorang penyandang cacat. Lingkungan keluargalah yang pertama kali berpengaruh atas diri Oto. Ayah dan Ibunya sadar bahwa Oto memang berbeda dengan anak-anak lainnya, karena Oto memerlukan banyak perhatian dan kebutuhan tubuhnya pun juga beda, namun kedua orang tuanya tak pernah membedakan anaknya dengan anak-anak normal lainnya .

Ini terbukti ketika Oto hendak memasuki Sekolah Dasar. Kedua orang tuanya sangat yakin kalau pendidikan khusus –semacam sekolah luar biasa—tak cocok untuk ananknya, maka mereka terus berharap dan berusaha agar Oto bisa masuk ke sekolah umum walaupun kenyataannya tak semudah yang diharapkan. Dengan usaha yang gigih akhirnya Oto mendapatkan sekolah umum juga.

Mungkin kita takkan pernah menduga bahwa seorang penyandang cacat Tetra Melia yang jika berjalan memerlukan kursi roda bisa mentuntaskan pendidikanya sampai dengan perguruan tinggi. Namun tidak bagi Oto, ia bisa sekolah di sekolah umum bukan sekolah khusus yang diperuntukkan orang penyandang cacat, bahkan ia bisa mentuntaskan pendidikannya sampai dengan perguruan tinggi.

Bahkan kita pun takkan pernah menyangka bahwa seorang penyandang Tetra Melia bisa mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada dilingkungan sekolahnya. Sewaktu di TK Oto menjadi Narator, yang bermain dibalik layar pertunjukan sandiwara, ketika di Sekolah Dasar Oto menjadi Sekretaris Sensei Oka, Oto pandai membuat draft dan Lay-out dengan komputer serta mencetaknya untuk keperluan majalah dinding atau sejenisnya. Ketika di SMP, Oto terpilih menjadi ketua OSIS dan ia pun seorang pemain basket. Ketika di SMU Oto mengikuti klub football, ia menjadi seorang manajer tapi serupa seorang pelatih juga. Belum lagi semasa ia di tempat kuliah, banyak sekali yang dilakukannya termasuk berkampanye “Bebas Rintangan”.

Oto memiliki semangat yang sangat luar biasa. Ini dikarenakan adanya dukungan dari kedua orang tuanya, guru-guru dan kawan-kawan yang ada di lingkungan sekolahnya yang tak membedakan Oto dengan anak-anak normal lainnya, sehingga dalam pikiran Oto tak ada kata “Cacat”. Ia merasa bahwa ia sama seperti yang lainnya, dan juga memiliki kesempatan yang sama dengan yang lainnya. Kondisi cacat bukanlah suatu halangan untuk bisa berkarya dan berprestasi, bukan juga suatu halangan untuk mencapai suatu kebahagiaan.

Kisah pribadi yang diceritakan Oto dalam buku ini pun terurai dengan jelas, mulai dari ia dilahirkan, memasuki taman kanak-kanak, ketika SD, Sekolah Menengah sampai dengan Perguruan tinggi. Walaupun ada beberapa kisah yang alur ceritanya maju mundur tapi kisah yang disajikannya tetap menarik untuk kita simak. Kisah ini membuat orang yang memiliki anggota tubuh tak lengkap bahkan yang sempurna sekalipun menjadi termotivasi dan terpacu untuk bisa berprestasi dan melakukan suatu hal yang positif untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain.

No One’s perfect adalah cerita mengenai semangat luar biasa yang dimiliki seorang anak laki-laki dan keindahan yang ditawarkan oleh hidup ini. Juga merupakan seruan yang menggambarkan bagaimana penerimaan atas ketidaksempurnaan orang lain dapat membuat kita merasa lebih bersyukur atas ketidaksempurnaan kita sendiri

AISYAH, SANG PENYANDANG SUTERA HIJAU

AISYAH, SANG PENYANDANG SUTERA HIJAU

Oleh: Mariyatul Kibtiyah

Judul Buku : The Endless Love; AISYAH Istri Rasulullah Saw Dunia Dan Akhirat
Penulis : Dr. Abdurrahman Bin Shalih Al-Asymawi
Penerbit : Embun Publishing
Cetakan : Pertama, 2007
Tebal : 162 Halaman

Aisyah adalah salah seorang istri Nabi SAW yang paling dikenal dekat kepadanya, dan paling memikat hatinya yang suci nan mulia.Di mata Rasulullah SAW, Aisyah memiliki tempat tersendiri, baik sebagai istri maupun sebagai ummul mukminin (ibunda umat Islam). Dia satu-satunya istri Nabi yang dinikahkan langsung oleh Allah. Sepeninggal Khadijah, Rasulullah SAW didatangi jibril di dalam mimpinya. Ketika itu Jibril memperlihatkan potret Aisyah dalam secarik kain sutera hijau. Jibril as. mengatakan bahwa “Inilah pendamping hidup (istri)-mu di dunia dan di akhirat”.
Karena kedekatannya dengan Nabi SAW yang juga suaminya, Aisyah telah meriwayatkan banyak hadits dari Rasulullah SAW hingga mencapai 2000 hadits. Aisyah sangat mengenal Rasulullah SAW dengan sangat detil. Sehingga di mata para sahabat pun Aisyah sangatlah istimewa. Berbagai pertanyaan pelik yang diajukan para sahabat seputar hukum, wahyu, perilaku Nabi, dan lainnya, mampu ia jawab dengan jelas dan tuntas.
Aisyah sungguh sosok muslimah yang sangat fenomenal. Ia adalah seorang yang pandai dalam ilmu Al-Qur’an, ilmu kedokteran, ahli Fiqih juga Ahli dalam bidang balaghah (tata bahasa). Figur wanita sempurna yang memiliki segudang keistimewaan ini patut dikenal lebih jauh agar menambah kekaguman kita kepada wanita yang paling dicintai Rasulullah SAW ini.
Sebagaimana kita ketahui masa Arab pra-Islam, orang-orang Arab sungguh menyukai syair, puisi dan sastra bahkan mereka saling bertanding di pasar Ukaz untuk menjadi penyair terbaik. Keunggulan retorika menjadi primadona yang mempesona. Syair membawa masyarakat melayang tinggi ke angkasa, atau menjatuhkannya ke dasar jurang yang terjal.
Interaksi Ummul mikminin Aisyah ra. dengan bahasa memiliki nilai dan sentuhan istimewa. Tidak dipungkiri, Allah SWT telah menganugerahinya kecerdasan intelektual, ketajaman pemahaman, jiwa besar, hati penuh cinta, kelembutan dan ketulusan. Dengan kualitas kemampuan bahasa yang dimiliki, Aisyah menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan. Ia menguasai ilmu Al-Qur’an, hadits, fiqih, kedokteran, hukum, sejarah dan silsilah bangsa Arab. Lebih dari itu Aisyah juga menguasai pokok-pokok bahasa dan perkembangannya, ini juga karena adanya bakat, minat dan antusiasme Aisyah yang tinggi terhadap bahasa dan sastra Arab.
Bahasa menguak cakrawala kemempuannya dalam beretorika. Karena itu pula Ummul Mukminin Aisyah ra. mengatakan, “Ajarkanlah anak-anak kalian syair, agar lisan mereka cakap bertutur kata”. Sebuah ungkapan yang mendalam menunjukkan perhatiannya yang besar terhadap keindahan bahasa Arab.
Mungkin ketika melihat judul buku yang bersampul hijau ini pembaca menyangka bahwa didalamnya terdapat cerita kehidupan rumah tangga Aisyah bersama Rasulullah yang sangat romantis dan diidamkan oleh setiap pasangan suami istri. Namun, isi buku ini lebih kepada sosok figur Aisyah yang memiliki kepandaian dalam tata bahasa dan sastra Arab. Kalau kita tilik lebih jauh, selain kesahajaan, dan cinta kasih yang tulus, ternyata komunikasi dan kelembutan bahasa Aisyah pula lah yang menambah keromantisan dalam hidup berumah tangga dengan Rasulullah SAW.
Sang penyandang sutera hijau mampu menempatkan ungkapan (frase/idiom) yang sesuai dengan konteksnya sehingga tepat sasaran, dan mungukuhkan sesuatu yang dibutuhkan oleh seni sastra sesuai dengan konteks kalimat, sehingga memberikan fokus pengaruh pada diri orang yang membaca atau mendengarnya.
Hal ini dapat kita lihat kalimat (tutur bahasa) Aisyah ketika ia lapang dan ketika ia marah, sehingga Rasulullah SAW pun memahami istrinya. Ketika Aisyah lapang, ia berkata: “Tentu, demi Tuhan Muhammad!”. Artinya, pada dirinya terakumulasi seluruh aspek kebahagiaan tak terbatas. Maka ia pun menyebut nama suami tercintanya. Bagaimana ketika ia marah?, Ketika Aisyah marah, ia hanya meninggalkan nama suami tercintanya dengan mengucapkan kalimat “Tidak, demi Tuhan Ibrahim.” Ini menandakan kecintaan Aisyah pada Rasulullah SAW bersemayam kuat di dalam dirinya, dan tidak akan berubah selamanya. Betapa indah kehidupan rumah tangga ini.

BARU PINDAH NEH!!!

Alhamdulillah...
akhirnya bisa pindah juga ke blog yang baru. Padahal blog yang lama (dengan alamat: mariakibty.blogspot.com) sudah aku tempatin selama satu tahun. Mungkin karena salah posting kali ye... jadi ada sesuatu hal yang membuat error. Sehingga blog buatanku yang maniez jadi tidak terlihat deh. Makanya saya pindah ke blog yang baru. Biar aku bisa pamer tulisanku dan berbagi segalanya dengan para pembaca. Mohon maklumnya ya!
Karena ini blog pindahan, jadi semua tulisan yang aku posting di blog lama aku pindahkan semua ke blog baru ini. Agak sedikit kecewa juga seh karena hasil tulisan dan postinganku selama satu tahun jadi tidak bisa tampil lagi di blog lama.